Selasa, 14 Juni 2011

ujian tasawuf


Akhlak adalah inti dari ajaran Rasul, sebagaimana hadits: “Aku ini diutus untuk menyempurnakan akhlak”.

-          Imam al-Ghazali = akhlak adalah perilaku yang dilakukan tanpa kesadaran
-          Ibnu maskawi = akhlak adalah ada sifat dalam dirinya yang mengundang kepada perbuatannya yang reflek tanpa pertimbangan.
-          Imam al-Ghazali = akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah

Akhlak = terpuji dan tercela
Sumber aklak = al-Qur’an dan hadits

Pembagian tasawuf:
-          Tasawuf akhlaki = salafi, amali, sunni, tasawuf ini lebih menitikberatkan kepada amal perbuatan baik sehari-hari. Tokohnya= imam al-Ghazali, al-Qusyairi, hasan al-Basri.
-          Tasawuf irfani = tasawuf ini berdasarkan kepada hidup yang zuhud lahir dan batin dan menitikberatkan kepada dzuq (hati nurani yang dalam). Tokohnya = Rabiah al-Adawiyah, al-hallaj, Dzunnun al-Mishri, Abu Yazid al-Bustami.
-          Tasawuf falsafi dan syi’I = tasawuf ini menitikberatkan kepada akal, rasional (filsafat). Tokohnya = Ibn Arabi dan al-Jili.

Dasar al-Quran =
-          Al-Baqarah 186 = Apabila hambaku bertanya tentang aku, maka jawablah bahwa aku dekat.
-          Al-baqarah 115 = dimanapun kamu menghadap maka disitulah wajah Allah
-          Qaf 16 = kami lebih dekat kepadanya dari pada urat leher (pembuluh nadi sendiri)
Dasar Hadits =
-          Siapa yang mengenal dirinya pasti akan mengenal tuhan-Nya
-          Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, kemudian ku ciptakan makhluk, maka dengan adanya makhluk tersebut mereka mengenalku
-          Senantiasa hamba itu mendekat kepadaku dengan amalan-amalan sunnah, sehingga aku mencintainya.

Perbedaan tauhid/akidah, akhlak dan tasawuf
-          Tauhid = mengenal sifat Allah dan nama-namanya
-          Akhlak = membiasakan sifat-sifat itu dalam kehidupan sehari-hari
-          Tasawuf = mendekati sifat-sifat dan nama-nama Allah sedekat-dekatnya.

Makna maqamat = secara etimologi adalah bentuk jamak dari kata arab “maqam” yang berarti kedudukan, tahapan atau station,
sedangkan secara terminology =
-          Al-Qusyairi = tahapan adab (etika) seorang hamba dalam rangka mendekat kepada-Nya dengan berbagai upaya
-          Al-Hujwiri = maqam adalah keberadaan seseorang di jalan Allah, yang dipenuhi oleh kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan maqam itu serta menjagany hingga ia mencapai kesempurnaannya, sejauh berada dalam kekuatan manusia.
-          Abu nasr al-sarraj =
-          Al-Ghazali = dalam kitabnya ihya ulumuddin = tingkatan maqam adalah taubat, sabar, faqr, zuhud, tawakal, cinta.



Tingkatan maqamat






Allah
-   Wahdatul wujud
-   Hulul
-   Ittihad
-   Ma’rifah
-   Mahabbah





Ridha






Tawakal






Shabar






Zuhud






Taubat






Salik









Ahwal = secara etimologi adalah jamak dari “hal”, keadaan spiritual atau suasana batin sedangkan secara terminology menurut al-Qusyairi = keadaan spiritual yang sangat menyenangkan yang dianugerahkan Allah kepada hamba-Nya

Syathahat = secara etimologi adalah jamak dari kata syathhun yang berarti bergerak secara kencang hingga meluap, seperti gerakan air yang kencang sampai meluap kesekitarnya. Sedangkan secara terminology = menurut abu nasr al-sarraj = syathahat = kalimat-kalimat yang diucapkan seorang sufi dalam keadaan ketidaksadarannya dan merupakan ekspresi dari meluapnya perasaan yang kuat akibt konsentrasinya kepada Allah atau dominasi Allah terhadap dirinya.

Amanah = sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang, bbaik harta, ilmu, rahasia, atau lainnya yang wajib dipelihara dan disampaikan kepada yang berhak menerimanya.

Tanggung jawab = keadaan wajib menanggung segala sesuatu yang disebabkan oleh nya atau siap menerima kewajiban atau tugas (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan).

Dalil tentang amanah =
-          Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hokum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah member pengajaran yang sebaik-bainya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah maha mendengar lagi maha melihat. (Q.S. an-Nisa : 58)
-          Hadits nabi = tiadalah beriman orang yang tidak amanah dan tiada beragama orang yang tidak menepati janji. (HR. ahmad, al-Bazzar, at-Thabrani, dan Ibnu Hibban).

Dalil tentng tanggung jawab =
-          Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu berhak mengusir mereka, (sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim). (Q.S. al-an’am : 52
-          Hadits nabi = setiap kalian adalah pemimpin, dan tiap-tiap kalian akan ditanya (dimintai pertanggungjawaban) mengenai kepemimpinannya. (HR. Bukhari dan Muslim).

Sifat amanah sangat penting untuk dipertahankan sebagai akhlakul karimah dalam masyrakat, jika sifat itu hilang dari tatanan social umat islam, maka kehancuranlah yang bakal terjadi bagi umat itu.
Tanggung jawab ditegaskan adalah untuk mempertahankan keadilan, keamanan, dan kemakmuran.

Taubat = kesadaran yang timbul dari hati nurani manusia untuk membersihkan diri dan memmohon ampunan kepada Tuhan atas segala dosa yang telah diperbuat agar didalam kehidupan selalu ada di jalan-Nya
Syaratnya:
-          Harus menghentikan maksiat yang dilakukan
-          Harus menyesali perbuatan yang telah terlanjur dilakukan
-          Niat bersungguh-sungguh tidak mengulangi perbuatan itu kembali, meminta maaf kepada orang yang pernah dizalimi.
Peninnya taubat = taubat merupakan salah satu kegiatan penting dalam kehidupan kita, bukan hanya menghapus segala dosa akan tetapi juga mendekatkan diri kita tanpa batas kepada Allah, dan juga pentingnya taubat karena sesungguhnya manusia adalah tempat salah dan dosa.

Niat = tujuan atau maksud yang tersimpan di dalam hari atas sesuatu perbuatan atau pekerjaan yang akan dilakukan, baik ataupun buruk hasil dari pekerjaan atau perbuatan tersebut tergantung dari tujuan atau maksud yang telah ditanamkan dalam hati.
Tingkatan niat:
-          Niat baik, yaitu segala getaran dan kehendak jiwa yang sesuai dengan perintah agama.
-          Niat yang mubah, yakni niat untuk melakukan sesuatu yang dibolehkan agama
-          Niat yang tidak sesuai dengan kehendak agama atau niat buruk.

Niat merupakan bagian penting dalam pelaksanaan semua pekerjaan atau perbuatan, karena apapun niat yang telah tertanam di dalam hati tentu akan menjadi refleksi dari pekerjaan yang dilakukan

Tulus = dalam bahasa arab disebut sidiq = persesuaian isi hati dengan perbuatan lahir, apa yang diucapkan oleh lidah sesuai dengan kehendak hati.
Tulus = perasaan hati seseorang yang sungguh-sungguh dan bersih tanpa ada rekayasa dan kebohongan didalam dirinya saat melakukan suatu aktivitas.
Tingkatannya=
-          Tulus dalam ucapan
-          Tulus dalam niat dan kemauan
-          Tulus dalam cita-cita
-          Tulus dalam menunaikan cita-cita
-          Tulus dalam sikap mental yang baik

Cirri-ciri tulus=
-          Beriman
-          Suka berbuat amal shaleh
-          Menepati janji
-          Tabah dalam penderitaan

Pentingnya tulus = sangat diperlukan setiap kali melakukan suatu pekerjaan, karena dengan niat serta hati yang tulus segala sesuatunya akan terasa mudah.

Ikhlas = secara etimologi berarti bersih, tidak ada campuran. Sedangkan secara terminology = niat dalam hati yang semata-mata karena Allah dan hanya untuk mengharapkan keridhaan-Nya belaka suatu amalan dilaksanakan.
Jadi, ikhlas = perasaan tulus terhadap segala sesuatu yang dilakukan ataupun dikerjakan tanpada ada perasaan membohongi hati dan pamrih terhadap apa yang telah dilakukan karena semua dikerjakan semata-mata karena Allah Swt

TASAWUF KONTEMPORER DI INDONESIA
A.    KH. Abdullah Gymnastiar
  1. Biografi
            Aa Gym dilahirkan di Bandung pada tanggal 29 Januari 1962, dari keluarga yang dikenal religius dan disiplin, namun demokratis. Sebagai putera seorang tentara, dia bahkan pernah diamanahkan menjadi komandan resimen mahasiswa (menwa) Akademi Teknik Jenderal Ahmad Yani, Bandung. Dimata Aa Gym sosok sang adik (Agung Gunmartin) sangat berpengaruh dalam membuka mata hatinya untuk mendapatkan pelajaran hidup. Hingga pada akhirnya beliau mengembangkan Konsep dari Manajemen Qolbu (MQ) pada tahun 1990. Aa Gym mendirikan Pesantren “Virtual” Daarut Tauhid (DT), di kawasan Gegerkalong Girang, Bandung Utara, setelah terbukti ada manfaatnya, sejak tahun 1998 mulai dikembangkan ke beberapa lembaga di luar  pesantren.
  1. Ajaran Tasawuf KH. Abdullah Gymnastiar
Apa yang diajarkan Aa Gym sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan apa yang telah diajarkan oleh para ulama terdahulu yaitu sebuah format dakwah yang bersumber dari al-Quran dan al-Hadits, tetapi dia mampu mengemasnya secara apik dalam konteks kemodernan yang intinya pembahasannya lebih diperdalam pada masalah pengelolaan hati (qolbu).           
Menurut Aa Gym:
a.       Ilmu tidak akan menerangi hati yang keruh dan banyak maksiatnya. Banyak orang yang rajin mendatangi majelis-majelis taklim dan pengajian, tetapi akhlak dan perilakunya tetap saja buruk.
b.      Kalau hati kita bersih, maka ia ibarat gelas bersih yang siap diisi dengan air yang bening. Setitik cahaya pun akan mampu menerangi seisi gelas. Ilmu yang bermanfaat dan bisa menjadi ladang amal saleh bisa diperoleh melalui hati yang bersih.
c.       Hati yang bersih adalah hati yang terbebas dari ketamakan duniawi dan tidak pernah digunakan untuk menzalimi sesama. Semakin bersih hati seseorang, maka dia akan dikaruniai kepekaan oleh Allah untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari mana pun. Selain itu, dia juga diberi kesanggupan untuk menolak segala sesuatu yang akan membawanya kepada kemudharatan.
Dan Dengan Manajemen Qolbu yang benar, maka kita akan memperoleh hati yang selalu bercahaya. Untuk memperoleh hati yang bersih dan selalu bercahaya, kita harus selalu menata hati, memperindah hati, dan menghidupkan hati nurani, yaitu dengan cara:
a.       Menjaga pandangan,
b.      Menjaga lisan,
c.       Memelihara perut, dan
d.      Memilih pergaulan.
Sederhananya, sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh Imam al-Ghazali “tubuh manusia diibaratkan sebagai sebuah kerajaan, maka hati tak lain adalah rajanya. Tentu saja, dia harus senantiasa ditata agar mampu menghadapi berbagai fenomena kehidupan dengan sikap dan tindakan terbaik.

B.     KH. Arifin Ilham
  1. Biografi
H Muhammad Arifin Ilham lahir di Banjarmasin, 8 Juni 1969, Beliau menempuh Pendidikan di Ponpes Daarul Najah (1983-1987) - Ponpes Asyafi'iyah (1987 - 1989) - Fisipol Unas Pengalaman. Selama menempuh pendidikan, selain aktif dalam perkuliahan, beliu juga aktif dalam organisasi Himpunan MAhasiswa Islam (HMI) dan juga memiliki banyak prestasi diantaranya Juara Lomba Pidato Bahasa Inggris ASEAN - Juara bulutangkis antar-Ponpes se Jabotabek.
Sebagaimana pemuda pada umumnya, Arifin Ilham belum tahu akan bekerja di mana dan menjadi apa setelah lulus dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Nasional (Fisipol Unas) Jakarta, yang ternyata, lewat proses gigitan ular, Allah SWT menjadikan anak muda ini memimpin majelis zikir yang jamaahnya kini mencapai ribuan dari segala status. Memimpin majelis zikir, menurutnya, merupakan sesuatu yang tak pernah terbayangkan ketika ia menjadi mahasiswa.
Ajaran Tasawuf KH. Arifin Ilham
Apa yang dilakukan oleh Arifin Ilham sebenarnya juga telah dikembangkan oleh para ualam terdahulu, terutama oleh para ahli tasawuf dan para sufi. Arifin Ilham berhasil membangkitkan kembali etos zikir yang mulai ditinggalakan umat. Meski ada ulama yang kurang setuju dengan metode zikir berjamaah ini, tetapi metode zikir metode yang dikembangkan Arifin Ilham diminati oleh masyarakat luas, khususnya yang mengalami kekeringan hati dan kegundahan jiwa
Fenomena "air mata" dalam majelis zikir merupakan bagian awal dari determinasi pengalaman spiritual agama. Muhammad Arifin Ilham khususnya mengajak jemaah aktif dalam pergumulan batin. Salawat, tasbih, dan kalimat tayyibah lainnya dikumandangkan bersama. Diselingi untaian doa yang dibahasakan dalam bahasa ibu jemaah. Menyentuh kalbu dan menghanyutkan jemaah pada perasaan masing-masing. Sampai akhirnya setiap jemaah merasa diri kecil, merasakan tiada cinta yang murni kecuali cinta diri kepada Allah dan merasa Allah hadir dalam dirinya. Dan selama ini dakwah lebih menonjol dengan pendekatan dogmatis. Jemaah dijejali dengan norma-norma agama dan dalil-dalilnya, sesekali diselingi humor pemancing tawa. Atau, jemaah dipaksa tepekur dalam bengong, tanpa merasakan secara langsung kehadiran Tuhan, Allah SWT.
C.    Perbedaan pemikiran tasawuf yang dibawa oleh KH. Abdullah Gymnastiar dan KH. Arifin Ilham
Menurut metode pengajaran tasawuf Aa Gym (Metode Manajemen Qolbu)  pada hakekatnya dalam dakwahnya memberikan penjelasan setiap aktivitas lahir dan batinnya telah tersaring sedemikian rupa oleh proses manajemen Qolbu. Karena itu, yang muncul hanyalah satu, yaitu sikap yang penuh kemuliaan dengan pertimbangan nurani yang tulus.
Sedangkan dari metode tasawuf ustadz Arifin Ilham (Metode Zikir) memberikan penerangan melalui metode zikir massa. Hakekatnya pendekatan melalui zikir merupakan upaya mengingat Allah Swt dengan ungkapan - ungkapan tertentu yang dilakukan secara berulang- ulang berdasarkan kemauan orang yang berzikir (dzakir). Zikir merupakan sarana mendekatkan diri kepada Allah.
D.    Relevansi penyajian metode tasawuf yang dibawakan oleh KH. Abdullah Gymnastiar dan KH. Arifin Ilham dalam konteks sekarang
Kemunculan Abdullah Gymnastiar atau dikenal dengan sebutan AA Gym dan Arifin Ilham di tengah-tengah publik telah menciptakan kegiatan keagamaan di ruang publik. Maksudnya, pengikut AA Gym dan Arifin Ilham beragam, tidak hanya terdiri dari orang kaya, bahkan miskin pun ada. Serta kedua tokoh ini melahirkan citra kesalehan bersahaja. Serta keduanya dapat memberikan contoh seorang figur pribadi-pribadi yang berhasil menghidangkan kekuatan zikir, do’a, dan sentuhan spiritual sebagai suguhan bagi masyarakat.

TASAWUF FALSAFI
E.     Wahdatul Al-Wujud Ibn Arabi
Wahdatul Al-Wujud Ibn Arabi adalah ungkapan yang terdiri dari dua kata yaitu wahdat dan al-wujud. Wahdat = sendiri, tunggal atau kesatuan sedangkan al-wujud= ada. Jadi Wahdatul Al-Wujud Ibn Arabi dapat diartikan kesatuan wujud. Kemunculannya bermula dari pandangan Ibn Arabi bahwa Tuhan ingin melihat diri-Nya dari luar diri-Nya maka dijadikan-Nya alam, alam merupakan cermin Tuhan.

F.      Al-jili (Insan Kamil)
Adalah seorang sufi yang terkenal dari Baghdad, ajarannya insan kamil al-jili. Insan kamil berasal dari bahasa arab, yaitu dari dua kata, Insan dan Kamil, Insan berarti=manusia, dan kamil=sempurna. Dengan demikian insan kamil berarti manusia yang sempurna. Menurut al-jilli insan kamil adalah nushkah atau copy Tuhan. Sebagaimana diketahui, Tuhan memiliki sifat-sifat seperti hidup, pandai, mampu berkehendak, mendengar, dab sebagainya. Manusia (adam) pun memiliki sifat-sifat yang seperti itu.

G.    Perbedaan antara Wahdatul Al-Wujud Ibn Arabi dan Al-jili (Insan Kamil)
Pada dasarnya sama, namun perbedaannya hanya terletak pada penjabarannya saja,

H.    Relevansi kedua paham tersebut
Wahdatul wujud dan insan kamil adalah kedua paham yang cenderung meleburkan diri dalam keadaan spiritual. Mereka meninggalkan kemewahan kehidupan dunia, terutama al-arabi. Adapun al-jili meskipun membawa konsep kesatuan wujud dan tetap konsisten terhadap ajarannya, namun dalam syariatnya ia tetap menjalankan kewajiban ibadah, bahkan menurutnya semakin tinggi derajat manusia, semakin banyak pula ibadah yang mesti dilakukannya. 
Sebagai manusia modern kita harus seimbang, keseimbangan disini adalah dalam arti bahwa kita tidak dapat selamanya hanya memikirkan akhirat, akan tetapi kehidupan dunia juga perlu. Inilah insan kamil dalam kehidupan sekarang. Tidak perlu kita membersihkan jiwa dengan meninggalkan kehidupan dunia untuk merasakan kehadiran Allah dan melihat keberadaannya,  yang kita perlukan adalah bagaimana membersihkan hati dan kita mampu menempatkan diri serta hati kita. Mengamalkan nama-nama Allah dalam kehidupan sehari-hari merupakan bukti bahwa Allah ada bersama kita, baik dalam pekerjaan, menuntut ilmu, maupun dalam aktivitas sehari-hari. Itulah cara kita untuk dapat mengamalkan wahdatul wujud dalam kehidupan kita.


AKHLAK MAZMUMAH (TAKABUR, RIYA, UJUB DAN SUM’AH)
I.       Akhlak mazmumah (Sikap Tercela)
Macam-macamnya adalah:
1.      Takabur (sombong)
Dalam bahasa indonesia diartikan sebagai angkuh, merasa diri mulia. Takabur atau sombong adalah suatu perasaan yang terdapat dalam hati seseorang karena merasa dirinya superior, mempunyai kelebiha dari orang lain, misalnya merasa lebih dalah hal ilmu pengetahuan, kekayaan, kecantikan atau lainnya. Sabda Rasullullah: “tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya tersimpan sedikit saja kesombongan.” Dan dalam firman Allah Q.S. an-Nahl: 23 : sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong”
Kerugian akibat sifat sombong:
a.       orang sombong pasti tidak dapat memberikan kebaikan kepada orang sesama, sebab yang bersangkutan pasti tidak memiliki sifat rendah hati
b.      sifat sombong hanya dimiliki Tuhan. Jadi manusia tidak patut meniru dan menyamai sifat Tuhan tersebut.
c.       Orang yang bersifat sombong adalah orang munafik, yang enggan menerima kebenaran.
2.      Ujub
Hampir sama dengan sombong. Ujub Adalah terpengaruh oleh kehebatan dan kelebihan diri sendiri, hanya dirinya yang pandai dan tidak pernah salah sehingga dia merendahkan orang lain karena Orang ujub terpengaruh oleh kemampuan diri sendiri, pendapat dan amal baiknya, sehingga dibesar-besarkannya.
Penyebab ujub:
a.       Banyak dipuji orang
b.      Banyak meraih kesuksesan
c.       Kekuasaan
d.      Tersohor dikalangan banyak
e.       Memiliki intelektual dan kecerdasan tinggi
f.       Memiliki kesempurnaan fisik
g.      Lalai atau tidak memahami hakikat dirinya sendiri.
Bahayanya:
a.       Menjauhkan manusia dari kebenaran, kebaikan dan sifat-sifat terrpuji
b.      Sulit mengetahui atau mengakui kelemahan dirinya serta tidak mampu menghadapi kritik dengan lapang dada.
c.       Menggiring manusia menjadi malu bertanya dan malas belajar, karena merasa telah sempurna
d.      Menggiring kepada kebinasaan atau kehancuran, karena selalu merasa telah hebat dan kuat
e.       Mendorong manusia menjadi kufur nikmat
Cara menghindar:
a.       Selalu menngingat nikmat Allah
b.      Selalu ingat tentang kematian dan kehidupan setelah mati
c.       Selalu memohon bantuan dari Allah
3.      Riya
Adalah syirik kecil, ibadah bukan karena Allah SWT. Tetapi untuk dilihat orang. Al-ghazali= riya adalah upaya menggaet perhatian manusia untuk mendapat posisi dimata masyarakat dengan bertopeng ibadah atau dengan amal selain ibadah. Sedangkan l-malibari menggambarkan riya dengan melakukan ibadah dengan tujuan selain Allah seperti ingin dilihat orang sehingga ia memperoleh harta atau sanjungan.
Al-ghazali membagi riya: riya dunia dan riya akhirat. Diya dunia adalah karena mengharapkan kedudukan dalam hati manusia dengan perantaraan kerja dunia. Riya akhirat (ibadah) adalah beribadah tidak karena Allah saja.  Sikap ini muncul karena orang kurang memahami dengan baik tujuan ibadan dan amal yang dilakukan
4.       Sum’ah
Hampir sama dengan riya. Menurut imam al-hafizh ibnu hajar sum’ah = dari kalimat samma’a yang maksudnya menyebutkan (agar didengar). Artinya mengharapkan agar ia didengar orang dan mendapat sanjungan atas pekerjaannya. Bahayanya = sifat ini membuat seseorang beramal dengan tidak tulus dan tidak ikhlas melaksanakannya, bukan karena Allah, melainkan karena ada rasa sum’ah, yaitu ingin didengar orang lain dan mendapat sanjungan, sehingga ia membaguskan amalnya, seperti mengeraskan suaranya dalam membaca bacaan shalat atau berzikir.
J.